Lewat Munas Kopma Mahasiswa Peduli Koperasi

Berawal dari rasa keprihatinan terhadap perkembangan pembangunan sektor ekonomi khususnya koperasi, mahasiswa pelaku koperasi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa (FKKMI) perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia, mulai 3-6 April 2002, mengadakan Musyawarah Nasional di Kampus Universitas Brawijaya Malang.

Dihadiri sekitar 500 hingga 600 anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma), munas ini mengagendakan berbagai program dan membahas sejumlah masalah serta terobosan-terobosan yang bertujuan untuk memajukan usaha koperasi mahasiswa secara profesional dan memiliki akses penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat kampus dan luar kampus.

“Munas tahun 2002 ini mengagendakan berbagai program dan membehas banyak persoalan yang menyangkut kopma serta perkembangan kondisi pembangunan di sektor ekonomi saat ini. Kami sangat prihatin, karena itu melalui gerakan ini diharapkan ada satu sikap mahasiswa khususnya yang tergabung dalam kopma bagi kemajuan sektor ekonomi Indonesia serta di dunia kampus khususnya,” ucap Sekretaris Jenderal FKKMI Agung Prakoso, di Malang, Jatim, baru lalu.



Niatan Kopma tersebut sejalan dengan pemikiran Guru Besar Pasca Sarjana Bidang SDM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang juga Wakil Ketua Yayasan Damandiri. Dalam makalah yang diuraikan pada acara seminar bertajuk Membangkitkan Peran Strategis Koperasi Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, antara lain memberi catatan ekonomi kerakyatan bisa kuat apabila pengelolam koperasi, pemerintah, kampus memiliki komitmen sirama.

“Selain itu masih lemahnya sumber daya manusia (SDM) profesional yang paham dan menguasai teknologi agar dalam mengelola usaha ekonomi berupa koperasi itu bisa maju dan profesional. Karena itu perlu banyak pembenahan,” ujar Prof Dr Haryono Suyono.

Sementara itu pembicara lainnya, mantan Menteri Pertanian era Kabinet Pemerintahan BJ Habibie, Dr Ir Muslimin Nasution, mengatakan 99 persen pelaku ekonomi Indonesia adalah pelaku koperasi. Senada dengan Wakil Yayasan Damandiri, Ketua Dewan Pakar ICMI dan Dewan Wali IPB Bogor ini melihat perlu adanya reformasi di dunia koperasi dan lembaga keuangan.

Muslimin Nasution menambahkan bila koperasi di luar negeri memegang peranan penting dalam pengelolaan hasil-hasil pertanian dan perikanan, serta dijalankan secara profesional. Bahkan mereka memiliki jaringan luas dengan dunia internasional bagi pemasaran serta perluasan dunia usahanya.

Disisi lain Prof Dr Haryono Suyono dihadapan ratusan pelaku koperasi Kopma maupun di luar mahasiswa bahwa Yayasan yang dipimpinnya sudah sejak beberapa tahun silam banyak melakukan kerjasama dengan koperasi, bahkan dalam waktu dekat tengah merencanakan untuk mengembangkan usaha koperasi dengan pesantren, perguruan tinggi, termasuk di dalammnya Kopma.

“Karena saya melihat peran Kopma sangat mendasar dalam pengembangan usaha koperasi dan memiliki akses besar dalam keikutsertaannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kampus sekaligus bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat di luar kampus,” tandas mantan Menko Kesra dan Taskin.

Komentar